Archive for August 26th, 2013
Dari perumpamaan tersebut, terlihat perbedaan yang sangat mencolok antara orang Farisi dan pemungut cukai. Orang Farisi datang di hadapan Tuhan sebagai orang yang merasa dirinya benar, tidak berdosa, dan bahkan merasa sudah melakukan banyak untuk Tuhan. Sedangkan, pemungut cukai berdiri jauh-jauh, dengan perasaan tidak layak dan penuh penyesalan atas dosanya, memohon kepada Tuhan untuk mengasihaninya. Pada akhirnya, Yesus menyatakan bahwa pemungut cukai ini pulang sebagai orang yang dibenarkan Allah, sedangkan orang Farisi itu tidak.
Melalui ayat ini, aku diingatkan bahwa Tuhan sedang mencari kerendahan hati di antara anak-anakNya. Hati yang cepat berbalik kepada Tuhan, hati yang mau mengakui kesalahan dan dosa, hati yang mau dikoreksi dan dibentuk.
Daripada jadi orang yang sok benar atau selalu merasa sudah benar, lebih baik jadilah orang yang mau belajar lebih dan lebih lagi.
Jangan mudah menghakimi orang lain, jangan mudah mengkritik orang lain.
Jangan juga merasa lebih benar daripada orang lain.
Pada akhirnya, yang menilai kehidupan kita bukan manusia, tapi Tuhan sendiri.
Jagalah hatimu dengan segala kewaspadaan, karena dari situlah terpancar kehidupan! -Amsal 4:23-
